Nasib Kuliner Indonesia Di Masa Depan

Roby Widjaja
5 min readDec 1, 2020

Ini adalah pendapat pribadi saya tentang dunia kuliner Indonesia di masa depan, setelah saya berhasil menyelesaikan studi saya secara otodidak di berbagai cabang ilmu yang berbeda

Photo by Karthik Garikapati on Unsplash

Baca juga:

Ustaz Abdul Aziz Bilang Nasi Tumpeng Ajaran Hindu, Kena Skakmat Kaesang

Klepon, Haram!

PERHATIAN: Waspadalah ! Waspadalah ! Waspadalah ! Seperti kata salah satu filosofi Jawa kuno ini “Eling Lan Waspodo” ( dalam bahasa Jawa ). Artikel ini 99,99% mengandung humor atau canda. Membaca artikel ini dengan terlalu serius bisa mengakibatkan impotensi, mual — mual di pagi hari seperti wanita yang sedang hamil, halusinasi, diare selama beberapa hari, kepala pusing, batuk, flu, dan sebagainya.

Sebagai salah satu penggemar kuliner Indonesia, saya tidak tahu apakah saya harus bangga atau malah prihatin dengan nasib kuliner Indonesia di masa depan ini.

Setelah saya berhasil menyelesaikan studi saya di beberapa cabang ilmu yang berbeda ( seperti ilmu Arkeologi, Antropologi, Sosial dan Budaya, Futurology, Scientology, Kulinerology, CocokLogy, dan sebagainya ) secara otodidak setingkat PhD dari Universitas khayalan Harry Potter, saya akhirnya mampu meramalkan nasib kuliner Indonesia di masa depan, di sekitar tahun 2050.

Setelah kuliner Klepon dan Nasi Tumpeng mengalami nasib yang sama di Indonesia, saya meramalkan bahwa akan ada ribuan jenis kuliner Indonesia ( yang resep aslinya berasal dari bangsa — bangsa asing dari luar Indonesia ) yang akan mengalami kepunahan di Indonesia.

Saya meramalkan bahwa para generasi muda Indonesia ( generasi setelah generasi Milenial ) masa depan hanya akan bisa melihat ribuan kuliner Indonesia dari foto — foto pada buku — buku resep masakan Indonesia atau replika kuliner Indonesia yang terbuat dari bahan plastik hasil daur ulang di Museum Kuliner Indonesia.

Menurut pendapat pribadi saya, orang Indonesia yang makan Nasi Tumpeng berbentuk Hello Kitty secara otomatis akan menjadi penganut ajaran Shintoisme. Hal ini dikarenakan Hello Kitty adalah karakter produk bangsa Jepang, sama seperti Doraemon. Mayoritas bangsa Jepang dahulu menganut ajaran Shintoisme.

Selain Klepon dan Nasi Tumpeng, beberapa dari ribuan kuliner Indonesia yang akan mengalami kepunahan di masa depan adalah sebagai berikut:

Kuliner Khas Italia

Semua kuliner khas Italia, salah satunya yang banyak digemari oleh orang Indonesia adalah pizza, juga akan mengalami kepunahan di Indonesia di masa depan.

Hal ini dikarenakan mayoritas bangsa Italia adalah penganut ajaran agama Katolik.

Steak

Photo by José Ignacio Pompé on Unsplash

Berdasarkan sejarah peradaban umat manusia, Steak adalah kuliner yang resep aslinya berasal dari bangsa — bangsa Eropa dan Amerika. Mayoritas bangsa — bangsa Eropa dan Amerika menganut ajaran agama Katolik dan Kristen.

Semua Kuliner dari Bangsa Cina Kuno

Saya juga meramalkan bahwa semua kuliner Indonesia yang resep aslinya berasal dari bangsa Cina kuno akan mengalami kepunahan di Indonesia.

Bangsa Cina kuno ( sewaktu tanah daratan Cina masih dikuasai Kerajaan — Kerajaan Cina kuno ) yang sempat merantau ke Indonesia dan menetap di Indonesia ( yang dahulu masih berupa Kerajaan — Kerajaan Kuno di wilayah tanah Indonesia, sebelum tahun 1945 ), juga sempat memperkenalkan banyak kuliner yang resep aslinya berasal dari bangsa Cina kuno.

Saya meramalkan bahwa banyak kuliner Indonesia yang resep aslinya berasal dari bangsa Cina kuno, seperti nasi goreng, berbagai kuliner yang menggunakan bahan mie, bakwan, bakso, soto ayam, dan sebagainya akan mengalami kepunahan di Indonesia di masa depan.

Tahu pun ( yang sering disebut berpasangan dengan Tempe ) juga akan punah dari menu — menu Kuliner Indonesia, karena resep asli pembuatan Tahu berasal dari bangsa Cina kuno.

Hal ini dikarenakan mayoritas bangsa Cina kuno menganut ajaran Hindhuisme, Buddhisme, Konfusius-isme ( yang akhirnya di Indonesia dikenal dengan ajaran agama Kong Hu Chu ), dan Taoisme.

Sebagian Besar Kuliner Tradisional Indonesia

Sebagian besar kuliner tradisional khas bangsa Indonesia, yang resep aslinya berasal dari bangsa Indonesia sendiri sebelum tahun 1945, juga akan mengalami kepunahan di Indonesia di masa depan.

Berdasarkan sejarah, mayoritas bangsa Indonesia menganut ajaran Hindhu dan Buddha pada jaman Kerajaan — Kerajaan Kuno Indonesia, sebelum tahun 1945.

Masa Depan Kuliner Indonesia

Saya meramalkan bahwa di masa depan di Indonesia, sekitar tahun 2050, yang masih ada di Indonesia hanyalah kuliner — kuliner yang resep aslinya berasal dari negara — negara Timur Tengah ( seperti Arab Saudi misalnya ).

Selain kuliner — kuliner khas asli Timur Tengah, generasi — generasi muda masa depan Indonesia hanya bisa menikmati fotonya atau replikanya yang terbuat dari bahan plastik daur ulang di Museum Kuliner Indonesia.

Para pengusaha atau pelaku bisnis kuliner di Indonesia hendaknya cerdas mengantisipasi perubahan perilaku pasar kuliner Indonesia di masa depan. Para pengusaha kuliner Indonesia hendaknya dari sejak sekarang mulai mempelajari resep — resep kuliner asli dan khas Timur Tengah. Setelah itu, para pengusaha kuliner Indonesia bisa mulai mengubah produk — produk kulinernya menjadi kuliner — kuliner asli dan khas Timur Tengah.

Para pengusaha kuliner Indonesia hendaknya secara cerdas memahami sebuah Teori Evolusi ( dari Charles Darwin ) yang berkata bahwa “Bukan spesies yang paling kuat atau paling cerdas yang akan mampu bertahan hidup, namun spesies yang paling mampu beradaptasi terhadap berbagai perubahan yang paling mampu bertahan hidup”.

Sebagai trik pemasaran jitu, dari saya yang mempelajari ilmu Manajemen Pemasaran secara otodidak setingkat PhD, sebaiknya para pengusaha kuliner Indonesia juga mengubah nama depot atau restorannya menggunakan nama — nama Arab menggunakan huruf — huruf dari bahasa Arab. Kalau perlu, semua nama item pada menu kulinernya juga ditulis menggunakan nama — nama Arab dalam huruf — huruf bahasa Arab. Hal ini akan menambah keyakinan para pelanggan depot atau restoran bahwa produk — produk kuliner yang dijual di depot atau restoran itu memang asli dan khas Timur Tengah.

Apabila modal finansial para pengusaha kuliner Indonesia cukup besar, saya sarankan juga para pengusaha kuliner Indonesia hanya mempekerjakan para chef yang asli dari negara — negara Timur Tengah dan berwajah asli khas Timur Tengah. Hal ini perlu dilakukan untuk lebih meningkatkan keyakinan para pelanggan bahwa produk — produk kuliner yang dijual memang asli khas Timur Tengah.

Renungan…

Ini semua adalah gejala — gejala wajar, normal, dan manusiawi dari sebuah bangsa yang sudah mulai lupa akan Jati Diri Sejatinya.

Oh, malang sungguh malang nasib Kuliner Indonesia di masa depan. Sekali lagi aku sungguh tidak tahu apakah harus bangga atau malah prihatin apabila semua ramalan masa depan Kuliner Indonesia ini menjadi kenyataan di Indonesia di masa depan.

Saran saya bagi para kolektor barang antik atau kuno di Indonesia, segeralah membeli dan mengawetkan semua produk Kuliner Indonesia yang akan punah di masa depan itu. Suatu hari di masa depan, semua koleksi produk kuliner Indonesia yang sudah diawetkan itu akan bisa dilelang dengan harga jutaan US Dollar di balai lelang internasional seperti Sotheby’s atau Christie’s.

Nasib sebagian besar produk kuliner Indonesia mungkin suatu hari nasibnya sama seperti benda — benda purbakala yang ditemukan para Arkeolog di dalam piramida — piramida kuno di negeri Mesir.

Artikel ini ditulis oleh Roby Widjaja,

Yang adalah Seorang Pemikir dan Sastrawan Jalanan,

Yang belajar ilmu Filsafat dan Seni Sastra secara otodidak dari berbagai sumber dan cara.

Spesialis dan Pembuat Strategi Pemasaran Digital, Pengembang situs web dan aplikasi berbasis web, Pengembang Aplikasi Ponsel Cerdas, Spesialis Optimasi Mesin Pencarian, Spesialis Manajemen Iklan Digital, Spesialis Manajemen Akun Media Sosial, Kreator Konten Digital, Seniman Digital, Penulis Lepas Mandiri, Desainer Grafis, Videografer dan Editor Video, Kreator Animasi 2D/3D, Pengembang Perangkat Lunak Komputer, Ilmuwan, Pemikir, dan Wirausahawan.

Pemilik 100% Saham, Pendiri, dan Direktur Utama dari iMarketology dan Arts-of-Life. Baik iMarketology maupun Arts-of-Life belum dibuat badan hukumnya secara legal dimanapun juga di dunia ini.

Social Media: Instagram | Twitter | Facebook | Facebook Page | Linkedin

Wattpad |

--

--

Roby Widjaja

An Independent Writer. A Thinker. 100% Shareowner, Founder, and CEO of www.imarketology.net and www.arts-of-life.com ( It’s still in development phase ).